Seorang hamba hendaklah berhati-hati
dari membuat orang lain berputus asa dari rahmat Allah. Inilah akibat yang
diterima rahib yang memfatwakan kepada laki-laki pembunuh 99 orang bahwa tidak
ada taubat baginya. Lelaki penjahat tersebut membunuhnya, hingga menggenapi pembunuhannya menjadi 100 orang.
Di
dalam sebuah riwayat shahih, Rasulullah SAW menceritakan, “Di kalangan Bani
Israil ada dua orang yang bersaudara. Salah satunya selalu berbuat dosa,
sedangkan yang lain tekun beribadah. Orang yang tekun beribadah tak
henti-hentinya melihat temannya berbuat dosa dan berkata, ‘Berhentilah!’
Suatu
hari ia kembali melihatnya berbuat dosa. Ia pun kembali berkata, ‘Berhentilah!’
Temannya berkata, ‘Jangan pedulikan aku, demi Allah! Apakah engkau diutus untuk
mengawasiku?’ Orang yang tekun beribadah berkata, ‘Demi Allah, Allah tidak akan
mengampunimu’ atau ‘Allah tidak akan memasukkanmu ke surga.’ Lalu, Allah
mencabut nyawa kedua orang ini.
Kedua
ruh tersebut dipertemukan di sisi Allah, Rabb semesta alam. Allah berfirman
kepada ruh orang yang tekun beribadah, ‘Apakah engkau mengetahui-Ku? Atau
engkau memiliki kekuasaan atas apa yang ada di tangan-Ku?’ Setelah itu Dia
berfirman kepada si pelaku dosa, ‘Pergilah dan masuklah ke surga dengan
rahmat-Ku!’ Dan Dia berfirman kepada orang yang tekun beribadah, ‘Pergilah dan
masuklah ke neraka!’.”
Di
dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda yang
artinya : “Seorang laki-laki berkata, ‘Demi Allah, Allah
tidak mengampuni si Fulan. ‘Dan sungguh Allah telah berfirman, ‘ Barangsiapa
yang bersumpah atas nama-Ku bahwa aku tidak mengampuni si Fulan, maka
sesungguhnya Aku telah mengampuni Fulan tersebut dan menghapus amalanmu (orang
yang bersumpah)’.”
(Sumber : Tolak Bala dengan Istighfar, Penulis; Musthafa Al-Adawi)
0 komentar:
Posting Komentar